Di Tokyo Yang Megah, Langit Biru Merekah,
Bahasa Inggris Terdengar, Pengucapan Pun Payah.
Petugas Bandara, Sakit Kepala Pun Mendera,
Undangan Satoshi-san, Kongres Seni Budaya Mewajibkan Hadir.

Musim Semi Menyapa Dengan Angin Sejuk,
Limousine Mengantar Ke Tobu Levant Di Sumida-ku.
Perjalanan Satu Setengah Jam, Mual Merayap,
Seniman Kampung Menjadi Duta Seni, Tak Siap Berlayar.

Jalan-jalan Di Tokyo, Kedai Makanan Memikat Hati,
Sushi Asli Ingin Dicicipi, Pengalaman Tak Terlupakan.
Tokyo Sky Tower Menjulang Di Kamar 1820,
Menara Tinggi Yang Pamer Ketinggian, Landmark Kota.

Menara-menara Adu Tinggi, Seperti Kisah Hidup,
Pandangan Dari Atas, Atau Bentuknya Sendiri Yang Memikat.
Tak Terlihat Ujung Dari Bawah, Tak Terlihat Pangkal Dari Atas,
Sebuah Perjalanan Untuk Memahami, Seperti Puisi Yang Terbentang.

Mandi Di Ofuro, Air Hangat Bermekar Bunga,
Sabun Bermerek Di Toilet Bandara, Merek Jepang Merajai.
Jalan-jalan Dengan Peta Dan Buku Bahasa Jepang,
Kinshi-co, Stasiun Kereta, Langkah Cepat Orang Jepang.

Sake Mengalir Dalam Jamuan Kongres Seni,
Ikki! Ikki! Teriakan Kosongkan Gelas Terdengar.
Endo Muncul, Serupa Kupu-kupu Yang Hilang Dari Jebakan,
Kongres Budaya, Seniwati Muda Berbakat, Berjalan Di Tokyo Malam.

Ramen Di Shokudo, Perbedaan Lidah Terkuak,
Pertentangan Serangga Dan Serangga Manusia.
Endo Dan Nina-chan, Dua Dunia Yang Berbeda,
Dalam Kota Megah, Cerita Cinta Dan Kehidupan Pun Terjalin.