Tafsir Alquran Surat Ghafir Ayat Ke 16
يَوْمَ هُمْ بٰرِزُوْنَ ۚ لَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ ۗلِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ۗ لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Latin :
yauma hum baarizuun, laa yakhfaa 'alallaahi min-hum syaii`, limanil-mulkul-yauum, lillaahil-waahidil-qohhaar
Artinya :
(yaitu) pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tidak sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. (Lalu Allah berfirman), "Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" Milik Allah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan.
» Tafsir Tahlili :
(16) Pada hari Kiamat nanti manusia keluar dari kuburnya. Tidak sedikit pun perbuatan mereka yang tersembunyi di sisi Allah, semuanya diketahui-Nya. Kemudian mereka menerima balasan sesuai dengan amal mereka, kalau baik, dibalas dengan baik dan kalau jahat, dibalas dengan azab dan siksa. Firman Allah:
يَوْمَىِٕذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفٰى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah). (al-Ḥāqqah/69: 18);Pada waktu itu, Allah berfirman, “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari itu?” Tidak ada seorang pun di Padang Mahsyar itu yang menjawabnya. Lalu dijawab sendiri oleh Allah dengan firman-Nya, “Kepunyaan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Yang Maha mengalahkan segala sesuatu dengan kekuasaan dan keperkasaan-Nya.”
» Tafsir Wajiz :
Yaitu pada hari ketika mereka, manusia keluar dari kubur tanpa kemampuan menyembunyikan rahasia diri; dan tidak sesuatu pun keadaan perbuatan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. Lalu Allah berfirman, “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” Kemudian terdengar jawaban, “Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
» Tentang :
Surat al-mukmin mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.