Tafsir Alquran Surat As-Saffat Ayat Ke 92
ู ูุง ููููู ู ููุง ุชูููุทููููููู
Latin :
maa lakum laa tangthiquun
Artinya :
Mengapa kamu tidak menjawab?"
» Tafsir Tahlili :
(91-94) Sesudah kaumnya pergi, Ibrahim diam-diam menuju tempat patung-patung itu, lalu berkata dengan maksud mengejek, โMengapa patung-patung itu tidak memakan makanan yang dihidangkan di hadapannya.โ Sesajen itu disuguhkan oleh para penyembahnya pada hari-hari tertentu untuk mengharapkan berkah.
Tentu saja patung-patung itu tidak berkata apa-apa. Akan tetapi, Ibrahim bertanya lagi, โMengapa patung-patung itu tidak menjawab pertanyaanku?โ Kemudian patung-patung itu dipukulnya dengan keras sampai hancur kecuali sebuah patung yang paling besar. Peristiwa ini menimbulkan kemarahan kaumnya. Lalu mereka mencari pelakunya dan memperoleh keterangan bahwa Ibrahimlah yang memecahkan patung-patung itu. Mereka cepat-cepat menemui Ibrahim dan menanyakan kepadanya, apakah benar dia memecahkan patung-patung itu. Ibrahim mengelak dari pertanyaan itu dan mengatakan bahwa patung yang besar itulah yang memecahkannya. Setelah mendengar ucapan Ibrahim, kaumnya menundukkan kepala dan merenungkan diri masing-masing. Tidak ada yang dapat mereka perbuat terhadap patung besar itu, yang selama ini mereka sembah.
» Tafsir Wajiz :
Mengapa kamu tidak menjawab sepatah kata pun?โ
» Tentang :
Surat As-Saffat mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.