Tafsir Alquran Surat As-Saffat Ayat Ke 63
اِنَّا جَعَلْنٰهَا فِتْنَةً لِّلظّٰلِمِيْنَ
Latin :
innaa ja'alnaahaa fitnatal lizh-zhoolimiin
Artinya :
Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum) sebagai azab bagi orang-orang zalim.
» Tafsir Tahlili :
(62-63) Pada ayat ini Allah memperingatkan kepada orang-orang kafir tentang azab yang mereka alami di neraka. Kepada mereka dikemukakan pertanyaan tentang manakah hidangan yang lebih baik apakah rezeki yang diberikan kepada penghuni surga sebagaimana telah disebutkan di atas ataukah buah pohon zaqqum yang pahit lagi menjijikkan yang disediakan bagi mereka.
Pertanyaan itu adalah sebagai ejekan kepada mereka. Namun kemudian mereka mempertanyakan tentang pohon zaqqum. Mungkinkah dia tumbuh dalam neraka, padahal neraka itu membakar segalanya. Bagi mereka pohon zaqqum itu merupakan ujian dan cobaan dan di akhirat akan dijadikan bahan siksaan. Allah berfirman:
وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا
Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (al-Isrā'/17: 60)
» Tafsir Wajiz :
Sungguh, Kami menjadikannya, yakni pohon zaqqum itu, makanan penduduk neraka sebagai azab bagi orang-orang zalim.
» Tentang :
Surat As-Saffat mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.