Tafsir Alquran Surat As-Saffat Ayat Ke 160
اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ
Latin :
illaa 'ibaadallaahil-mukhlashiin
Artinya :
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
» Tafsir Tahlili :
(159-160) Selanjutnya Allah menegaskan bahwa Ia Mahasuci dari segala anggapan dan pandangan seperti itu, bahwa Ia punya anak perempuan yaitu malaikat dan bahwa antara Ia dan jin ada hubungan kekerabatan. Bahkan Ia Mahasuci dari apa pun pandangan manusia mengenai diri-Nya, karena keadaan-Nya yang sebenarnya tidak dapat dilukiskan manusia dengan sebenar-benarnya, karena Ia tidak akan dapat ditangkap mata, tidak dapat didengar telinga, dan tidak tergores di dalam hati. Orang yang berpandangan demikian adalah musyrik.
Hamba-hamba Allah yang terpilih, yaitu yang telah dijadikan-Nya memiliki sifat ikhlas, tidak akan mempunyai pandangan yang salah tentang-Nya. Mereka selalu mengagungkan-Nya sejauh yang ia mampu mengagungkan-Nya, memuji-Nya sejauh yang ia mampu memuji-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya dengan patuh sejauh yang ia mampu melaksanakannya. Begitu pulalah malaikat dalam pandangan mereka. Malaikat bukanlah anak perempuan Allah, tetapi adalah hamba Allah yang selalu menghambakan diri kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya tanpa pamrih sedikit pun.
» Tafsir Wajiz :
Demikianlah, kecuali hamba-hamba Allah yang dipilih; mereka disucikan dari dosa karena menyembah Allah dengan ikhlas dan tidak mempunyai pandangan salah tentang-Nya.
» Tentang :
Surat As-Saffat mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.