Surat Abasa
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ
Latin :
'abasa wa tawallaaa
Artinya :
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ
Latin :
an jaaa`ahul-a'maa
Artinya :
karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ
Latin :
wa maa yudriika la'allahuu yazzakkaaa
Artinya :
Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),
اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ
Latin :
au yadzdzakkaru fa tangfa'ahudz-dzikroo
Artinya :
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?
اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ
Latin :
ammaa manistaghnaa
Artinya :
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),
فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ
Latin :
fa angta lahuu tashoddaa
Artinya :
maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ
Latin :
wa maa 'alaika allaa yazzakkaa
Artinya :
padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ
Latin :
wa ammaa man jaaa`aka yas'aa
Artinya :
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
وَهُوَ يَخْشٰىۙ
Latin :
wa huwa yakhsyaa
Artinya :
sedang dia takut (kepada Allah),
فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ
Latin :
fa angta 'an-hu talahhaa
Artinya :
engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ
Latin :
kallaaa innahaa tadzkiroh
Artinya :
Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,
فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ
Latin :
fa mang syaaa`a dzakaroh
Artinya :
maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memerhatikannya,
فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ
Latin :
fii shuhufim mukarromah
Artinya :
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah),
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ
Latin :
marfuu'atim muthohharoh
Artinya :
yang ditinggikan (dan) disucikan,
بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ
Latin :
bi`aidii safaroh
Artinya :
di tangan para utusan (malaikat),
كِرَامٍۢ بَرَرَةٍۗ
Latin :
kiroomim baroroh
Artinya :
yang mulia lagi berbakti.
قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ
Latin :
qutilal-ingsaanu maaa akfaroh
Artinya :
Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!
مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ
Latin :
min ayyi syai`in kholaqoh
Artinya :
Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?
مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ
Latin :
min nuthfah, kholaqohuu fa qoddaroh
Artinya :
Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya.
ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ
Latin :
tsummas-sabiila yassaroh
Artinya :
Kemudian jalannya Dia mudahkan,
ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ
Latin :
tsumma amaatahuu fa aqbaroh
Artinya :
kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya,
ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ
Latin :
tsumma idzaa syaaa`a angsyaroh
Artinya :
kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ
Latin :
kallaa lammaa yaqdhi maaa amaroh
Artinya :
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan kepadanya.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
Latin :
falyangzhuril-ingsaanu ilaa tho'aamih
Artinya :
Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya,
اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ
Latin :
annaa shobabnal-maaa`a shobbaa
Artinya :
Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),
ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ
Latin :
tsumma syaqoqnal-ardho syaqqoo
Artinya :
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ
Latin :
fa ambatnaa fiihaa habbaa
Artinya :
lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,
وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ
Latin :
wa 'inabaw wa qodhbaa
Artinya :
dan anggur dan sayur-sayuran,
وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ
Latin :
wa zaituunaw wa nakhlaa
Artinya :
dan zaitun dan pohon kurma,
وَّحَدَاۤىِٕقَ غُلْبًا
Latin :
wa hadaaa`iqo ghulbaa
Artinya :
dan kebun-kebun (yang) rindang,
وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا
Latin :
wa faakihataw wa abbaa
Artinya :
dan buah-buahan serta rerumputan.
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
Latin :
mataa'al lakum wa li`an'aamikum
Artinya :
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ
Latin :
fa idzaa jaaa`atish-shoookhkhoh
Artinya :
Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ
Latin :
yauma yafirrul-mar`u min akhiih
Artinya :
pada hari itu manusia lari dari saudaranya,
وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ
Latin :
wa ummihii wa abiih
Artinya :
dan dari ibu dan bapaknya,
وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ
Latin :
wa shoohibatihii wa baniih
Artinya :
dan dari istri dan anak-anaknya.
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
Latin :
likullimri`im min-hum yauma`idzing sya`nuy yughniih
Artinya :
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ
Latin :
wujuuhuy yauma`idzim musfiroh
Artinya :
Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri,
ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ
Latin :
dhoohikatum mustabsyiroh
Artinya :
tertawa dan gembira ria,
وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ
Latin :
wa wujuuhuy yauma`idzin 'alaihaa ghobaroh
Artinya :
dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),
تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ
Latin :
tarhaquhaa qotaroh
Artinya :
tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan).
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ ࣖ
Latin :
ulaaa`ika humul-kafarotul-fajaroh
Artinya :
Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.
Tentang :
Surat Abasa mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.