DoaUntuk

Tafsir Alquran Surat Ar-Ra'd Ayat Ke 2

🗓️ 17 Nov 2025 👁️ 5.369x Dibaca Al-qur'an Lengkap
Ukuran Font:
 
 
٢

اَللّٰهُ الَّذِيْ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ يُدَبِّرُ الْاَمْرَ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّكُمْ تُوْقِنُوْنَ

 

Latin :
allaahulladzii rofa'as-samaawaati bighoiri 'amading tarounahaa tsummastawaa 'alal-'arsyi wa sakhkhorosy-syamsa wal-qomar, kulluy yajrii li`ajalim musammaa, yudabbirul-amro yufashshilul-aayaati la'allakum biliqooo`i robbikum tuuqinuun

 

Artinya :
Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.

» Tafsir Tahlili :
(2) Ayat ini menjelaskan bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an dengan memaparkan tanda-tanda atau bukti-bukti adanya Allah yang menurunkan Al-Qur'an. Keberadaan Allah ini dibuktikan dengan berbagai ciptaannya yang bisa dilihat dan dirasakan manusia di alam raya ini.
Secara terperinci Allah menerangkan keadaan langit yang ditinggikan tanpa tiang, perjalanan matahari dan bulan yang masing-masing beredar menurut waktu dan tempat yang sudah ditentukan, keadaan bumi yang penuh dengan gunung dan lembah yang mengalir sungai di antaranya, dan adanya bermacam-macam kebun yang menghasilkan beraneka ragam buah-buahan. Semua itu menunjukkan bahwa hanya Allah yang dapat memberi manfaat dan mudarat, yang dapat menghidupkan dan mematikan dan Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tanda-tanda kekuasaan Allah di langit dipaparkan dalam ayat ini:
1. Menciptakan langit di atas bumi tanpa adanya tiang sebagaimana yang biasa dilihat oleh seluruh makhluk, dan jarak yang sangat jauh di antara benda-benda di langit yang kesemuanya beredar menurut ketentuan dan peraturan Allah sendiri seperti benda-benda yang terlihat melayang di angkasa.
2. Kemudian Allah bersemayam di atas ‘Arasy-Nya dan mengatur alam semesta ini. Tentang kebijaksanaan-Nya telah dibentangkan secara panjang lebar di dalam Surah al-A‘rāf dan Surah Yūnus.
3. Allah swt telah menundukkan matahari dan bulan untuk kemanfaatan sekalian makhluk-Nya, masing-masing berjalan pada rotasi/lintasannya menurut waktu yang ditentukan. Tentang perjalanan matahari dan bulan telah dijelaskan dengan terperinci dalam Surah Yūnus dan Surah Hūd. Allah swt mengatur segala kejadian dalam kerajaan-Nya secara sempurna, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, mengadakan dan meniadakan, memberi kekayaan dan kemiskinan, menurunkan wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Semua itu menunjukkan bahwa Allahlah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak dan rahmat yang luas, karena menentukan penciptaan suatu makhluk dengan keadaan sifat dan tabiat tertentu, tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Tuhan Yang Mahaagung dan Mahakuasa. Dialah yang mengatur alam kebendaan dan alam kerohanian dan Dialah yang mengatur benda-benda yang amat besar dan amat kecil, semuanya dengan penuh hikmah kebijaksanaan. ;Ditinjau dari sudut saintifik, langit atau samā' dalam ayat ini dapat berarti langit biru atau atmosfer yang dekat dengan bumi ini. Dalam pengertian yang lebih luas samā' juga dapat diartikan dengan langit antariksa (space) yang sangat luas ini.
Atmosfer adalah ‘selubung gas’ yang meliputi suatu planet (termasuk bumi). Ia membentuk ruang udara. Atmosfer dibagi ke dalam 6 (enam) wilayah menurut ketinggiannya, yang satu berada di atas yang lainnya. Secara berurutan dari wilayah yang terendah, maka atmosfer dibagi menjadi: (1) Troposfer (Troposphere ketinggian: 0-8 Km), (2) Tropopause, ketinggian: 8-12 Km (3) Stratosfer (Stratosphere, ketinggian: 12-80 Km), (4) Mesosfer (Mesosphere, ketinggian: 80 Km) (5) Ionosfer (Ionosphere, ketinggian: 100 Km) dan (6) Eksosfer (Exosphere, ketinggian >100Km). Terjadinya awan, cuaca dan sebagainya berada di wilayah Troposfer. Komposisi atmosfer (di wilayah Troposfer), mayoritas terdiri dari gas nitrogen (78%), juga oksigen (20%). Atmosfer ini menyeliputi bumi dan dapat ‘tegak’ di atas bumi karena adanya gaya gravitasi bumi. Inilah pengertian dari ‘meninggikan langit tanpa tiang’ itu. Tentu saja ini adalah tafsir langit yang berbeda dengan tujuh lapis langit yang menyangkut galaksi dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan langit tanpa tiang, ditinjau dari struktur konstruksi maka struktur tanpa tiang hanya dimungkinkan kalau konstruksinya berbentuk bola atau mirip bola (spherical, surface of revolution), meskipun demikian para ahli belum sepakat tentang bentuknya; ada yang menyatakan sebagai bola, seperti sadel, bahkan sebagai terompet. Pada konstruksi ini dinding dan tiang menyatu menjadi permukaan bola itu sendiri. Jadi, konstruksi langit tanpa tiang hanya dimungkinkan bila langit itu berbentuk bola, sesuai dengan temuan ilmiah yang menyatakan bahwa alam semesta adalah bola besar yang mengembang makin membesar dengan kecepatan cahaya yaitu dengan kecepatan cahaya 300 ribu kilometer setiap detiknya (the expanding universe).
Langit-antariksa, memang terbentuk sejak Dentuman Besar (Big Bang) dan terus mengembang dan meluas. Dalam Surah az-Żāriāt/51:47 disebutkan: Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar-benar meluaskannya. Kata samā' pada ayat 47 Surah az-Żāriāt/51 di atas lebih tepat diartikan langit-antariksa. Langit-antariksa (space) memang terus-menerus mengembang (space expansion). Penelitian spektrum Galaksi, menunjukkan adanya pergeseran spektrum pita-merah yang teratur, hal ini menjelaskan bahwa jarak antar Galaksi semakin menjauh, dan inilah yang merupakan indikasi langit-antariksa semakin mengembang. Tentu langit ini tidak memerlukan tiang; karena dibangun dengan kekuatan maha dahsyat dari Allah swt yang berupa Dentuman Besar. Dentuman Besar (Big Bang) ini telah memecah Gaya Superforce menjadi Gaya-gaya Fundamental seperti: Gaya Gravitasi, Gaya Nuklir Kuat, Gaya Nuklir Lemah, dan Gaya Elektromagnetik; yang kesemuanya ini menstabilkan langit-antariksa ini.
Seterusnya dalam ayat-2 ini disebutkan: ”Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan”. Kata ”menundukkan” berarti bahwa baik matahari maupun bulan tunduk pada sunatullah, atau hukum-hukum alam dari Allah. Tentang ”masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan”, lihat keterangan pada Surah Yūnus/10: 5 di atas. Demikian penjelasan dari sudut pandang saintis.
Kesemuanya itu terjadi berkat kesempurnaan Allah dalam Zat, sifat, ilmu, dan kekuasaan-Nya yang tidak dapat ditiru oleh siapapun juga. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya dengan peraturan yang sangat rapi dan sempurna, serta mengatur benda-benda di langit sehingga berjalan menurut lintasan yang telah ditentukan, seperti bentuk mata rantai yang sambung menyambung sehingga tidak terjadi tabrakan di ruang angkasa yang dapat menimbulkan malapetaka dan bencana. Semua ini berlangsung terus-menerus sampai datang hari kiamat, dimana akan terjadi kekacauan dan ketidakteraturan kerja benda-benda langit di alam angkasa. Kehancuran alam semesta dimulai dengan terbelahnya langit, seperti dijelaskan dalam firman Allah:
اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ ١ وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ ٢
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. (al-Infiṭār/82:1-2);Kemudian Allah menerangkan bahwa tanda-tanda kesempurnaan kekuasaan-Nya di langit dan di bumi merupakan sarana yang bisa menimbulkan keyakinan bagi umat manusia akan adanya perjumpaan dengan Allah Sang Pencipta pada hari kiamat, dimana Dia akan memberikan ganjaran kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan menghukum orang-orang yang berbuat kejahatan. Jika manusia meyakini kebenaran ini, niscaya dia dapat berpaling dari penyembahan berhala dan patung kepada keikhlasan beribadah hanya kepada Allah Yang Maha Esa, percaya kepada janji dan ancaman-Nya, percaya kepada semua rasul-Nya, mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga mereka menjadi manusia yang bahagia di dunia dan di akhirat.

» Tafsir Wajiz :
Setelah pada ayat sebelumnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah benar dari-Nya, lalu pada ayat ini Allah membuktikan kebenarannya melalui keunikan penciptaan alam semesta. Hanya Allah yang meninggikan langit tanpa tiang penyangga sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan di bawah aturan hukum alam-Nya; masing-masing dari keduanya beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan makhluk-Nya, baik yang di bumi maupun di langit, dan Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu kelak di akhirat.

» Tentang :
Surat Ar-Ra'd mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.


 

Kata Kunci:

Surat Ar-ra'd ayat ke 2 surat ar radarti ar radmakna ar radkeutamaan ar radterjemahan ar rad

Bagikan:

Facebook Twitter