DoaUntuk

Tafsir Alquran Surat Al-Hijr Ayat Ke 27

🗓️ 16 Nov 2025 👁️ 5.765x Dibaca Al-qur'an Lengkap
Ukuran Font:
 
 
٢٧

وَالْجَاۤنَّ خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ

 

Latin :
wal-jaaanna kholaqnaahu ming qoblu min naaris-samuum

 

Artinya :
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

» Tafsir Tahlili :
(27) Allah swt menerangkan bahwa Dia telah menciptakan jin dari api yang sangat panas sebelum menciptakan Adam. Tentang hakikat api ini, hanyalah Allah yang mengetahui. Sesuai dengan hadis di atas bahwa tabiat manusia itu berbeda-beda menurut keadaan tanah yang membentuk dirinya, maka hal ini dapat dijadikan dalil bahwa tabiat jin itu sesuai dengan tabiat asal kejadiannya.
Sebagaimana api bersifat panas, maka tabiat jin pun demikian pula. Api dengan tiba-tiba dapat menggejolak menjadi besar, kemudian tiba-tiba menjadi susut dan kecil. Demikian pula jin, suka tergesa-gesa, cepat menjadi marah, suka mempermainkan dan menyakiti manusia, kadang-kadang tunduk dan patuh kepada Allah, tetapi serta merta membangkang dan mendurhakai Allah. Manusia bersifat sesuai dengan sifat asal kejadiannya, seperti bersifat sabar, suka menumbuhkan, mengembangkan, memelihara dan mencari sesuatu yang baik, suka mengindahkan perintah, mempunyai sifat suka tunduk dan patuh, walaupun kadang-kadang ia durhaka kepada Allah karena tunduk dan mengikuti hawa nafsunya.
Dalam hadis qudsi disebutkan asal kejadian malaikat, jin dan manusia berdasarkan riwayat ‘Āisyah:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: خَلَقْتُ الْمَلاَئِكَةَ مِنْ نُوْرٍ وَخَلَقْتُ الْجَآنَّ مِنْ مَارِجٍ مِنَ النَّارِ وَخُلِقَ اٰدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ. (رواه أحمد و مسلم عن عائشة)
Allah swt berfirman, “Aku telah menciptakan malaikat dari cahaya, dan Aku telah menciptakan jin dari nyala api dan telah diciptakan Adam sebagaimana yang telah diterangkan kepadamu.” (Riwayat Aḥmad dan Muslim dari ‘Āisyah)
Jin termasuk makhluk Allah. Sebagaimana makhluk Allah yang lain, maka jin itu ada yang taat kepada Allah dan ada pula yang durhaka, sebagaimana firman Allah swt:
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًاۙ
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (al-Jinn/72: 11);Jin itu diberi beban dan tanggung jawab oleh Allah, sebagaimana manusia diberi beban dan tanggung jawab, ia berkembang dan berketurunan. Hanya saja manusia tidak dapat melihatnya, sedang ia dapat melihat manusia.
Karena itu, jin ada yang tunduk patuh kepada Allah, dan ada pula yang durhaka seperti Iblis. Allah swt berfirman:
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَۗ فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰۤىِٕكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus. (al-Jinn/72: 14);Menurut Ibnu ‘Abbās, yang dimaksud dengan jān (jin) dalam ayat ini ialah bapak dari segala jin, sebagaimana Adam adalah bapak dari segala manusia. Sedang Iblis adalah bapak dari segala setan. Jin-jin itu juga makan, minum, hidup, dan mati seperti manusia.
Allah swt berfirman:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (al-A‘rāf/7: 27);

» Tafsir Wajiz :
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum penciptaan Adam dari api yang sangat panas.”

» Tentang :
Surat Al-Hijr mengandung pesan-pesan pokok yang berkaitan dengan iman, akhlak, dan petunjuk hidup.
Ayat-ayatnya menampilkan kombinasi ajaran teologis dan nasihat moral yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Teks ini sering menyertakan kisah-kisah nabi atau perumpamaan untuk memberi pelajaran praktis.
Pembaca dianjurkan memahami konteks ayat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.
Surat ini menegaskan pentingnya berpegang pada wahyu sebagai sumber petunjuk dan hukum.
Dalam banyak bagian terdapat panggilan untuk bertakwa, berbuat adil, dan menjaga akhlak sosial.
Kandungan surat ini dapat dipakai sebagai dasar refleksi spiritual dan pedoman tindakan yang beretika.
Pemahaman yang matang membutuhkan pembelajaran dari ulama dan rujukan tafsir yang terpercaya.
Menghayati makna surat ini membantu membangun keseimbangan antara keyakinan batin dan praktik quotidien.
Semoga penghayatan isi surat ini menumbuhkan keteguhan iman dan perbaikan moral.


 

Kata Kunci:

Surat Al-hijr ayat ke 27 surat al hijrarti al hijrmakna al hijrkeutamaan al hijrterjemahan al hijr

Bagikan:

Facebook Twitter